Semua yang ada di bumi ini, akan binasa. Dan yang tetap abadi hanyalah Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia. Termasuk kita manusia akan hancur binasa. Jadi mengapa merasa ingin memiliki. Semuanya milik Allah. Apalagi kalau milik Allah tersebut kita gunakan untuk hal-hal yang tidak baik seperti menghina orang lain sehingga timbul perselisihan, perkelahian sehingga membuat orang tidak senang. Oleh karena itu, kita harus pasrah dan terbuka. Yakinkan bahwa diri kita tidak punya apa-apa. Tidak pernah mengadakan apa-apa. Tidak pernah membantu apa-apa. Tidak pernah menambah apa-apa. Kita tidak kaya, buka miskin. Tidak pintar bukan bodoh. Semua pemberian Allah. Kita tidak punya dan tidak memiliki sesuatu. Coba bayangkan, kalau dalam hati kita ada sedikit saja rasa memiliki, apalagi sampai tidak terasa terucapkan, itu sama saja artinya dengan mengambil hak Allah.
Kita harus terus berpegang teguh kepada Allah yang Maha Kuasa. Agar mendapat perlindungan sepenuhnya dari-Nya. Penuh pertolongan Allah, penuh dengan petunjuk Allah, penuh dengan hidayah Allah, penuh dengan kasih Allah. Tapi sebaliknya, apabila AKU yang merasa, aku yang punya, itu ertinya mengambil hak Allah. Akibatnya kita akan dipenuhi kebingungan, kesusahan. Meskipun kaya, pintar tapi hatinya penuh dengan kebingungan. Sebagai sorang mu'min, selamanya harus merasa gembira. Kenapa tidak? Seumur hidup merasa dipelihara oleh Allah. Jika tidak memiliki perasaan tersebut maka perasaan kita akan bingung dan susah selamanya. Semoga Allah mengampuni kita semua.
Jadi marilah kita muhasabah diri. Tingkatkan amal ibadah kita sehingga kita menjadi hamba-Nya. Perbaiki diri, sehingga bisa memisahkan yang baik dan yang buruk. Tumbuhkan rasa saling menghormati, menyayangi, tolong menolong supaya kita berada dalam redhaNya. Kita juga perlu mengamalkan zikir agar tidak lekang dari bibir. Fainna dzikro saeful mu'miniin. Sesungguhnya zikir itu pedangnya orang-orang yang beriman. Zikir itu untuk membasmi, menyingkirkan segala godaan syaitan, bujukan nafsu yang datangnya dari luar dan dalam. Setelah kita memiliki senjatanya, tinggal digunakan dengan sebaik-baiknya. insya Allah terbuka pintu kebahagiaan dunia dan akhirat. Biiznillah..
Selain daripada itu, kita ini harus menanamkan semulia-mulia sangkaan dan sebaik-baik sangkaan terhadap Allah swt.
Ertinya :
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Ertinya :
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. (Hadits ditakhrij oleh Turmidzi).
Ertinya :
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).
Ertinya :
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw, bersabda : "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : "Aku bersama hambaKu apabila ia ingat kepadaKu dan kedua bibirnya bergerak (mengucapkan dzikir) kepadaKu". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
Artinya :
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasuulullah saw. bersabda : "Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang banyak maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil''. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
amin ya robbal 'alamiin.
No comments:
Post a Comment