Saturday, June 4, 2011

Ukhuwah Fillah

Ukhuwah itu bukanlah mainan kata-kata dusta, bukan juga bersulamkan cinta yang tiada terhala, tapi ia satu ikatan yang kuat menghubungkan hati-hati manusia yang beriman kepada Allah.


“Serendah-rendah ukhuwah ialah SALAMATUS SODR (berlapang dada), setinggi-tinggi ukhuwah adalah AL-ITSAR…”
SALAMATUS SODR (berlapang dada) , maknanya kita bersangka baik dengan sahabat dan tidak ada dalam perasaan dan hati kita prasangka atau sangkaan buruk meskipun sesaat terhadap saudara kita.

Namun begitu, selemah-lemah tahap ukhuwah ini sebenarnya masih ramai dalam kalangan kita yang sukar membumikannya..

Sering sahaja kita bersangka buruk pabila teman kita gagal menepati janjinya..
Sering kali kita bersangka buruk pabila teman kita menyangkal apa yg kita cakap....
sering kali kita bersangka buruk tanpa menyelidik terlebih dahulu..
adakah itu dinamakan ukhuwah fillah jika kita sentiasa bersangka buruk malah tidak pernah cuba menasihati teman kita jika dia melakukan kesalahan?

Sabda Nabi s.a.w. yang mafhumnya:
”Perumpamaan orang mukmin dalam kasih sayang, ramah mesra dan hubungan baik mereka adalah seperti satu jasad, apabila satu anggota padanya sakit akan menyebabkan semua anggota berjaga malam menahan sakit.”
[Riwayat Muslim]

AL-ITSAR itu pula adalah sanggup mengorbankan kepentingan diri semata-mata untuk sahabat yang dicintai di jalan Allah.

Dalam hadith riwayat muslim dari Abu Hurairah, sepasang suami isteri yang memenuhi perintah Rasulullah untuk memberi makan musafir yang kelaparan itu adalah Abu Thalhah dan Ummu Sulaim/ Rumaisha binti Milhan. Mereka sendiri malam itu segera menidurkan anak-anak mereka yang lapar dan berpura-pura makan agar tamu mereka makan dengan tenang.
Padahal yang sedang disantap oleh tamu mereka itu adalah makananterakhir yang mereka miliki hari itu.

Kisah itsar yang sangat heroik terjadi pada saat perang Yarmuk. Ikrimah bin Abu Jahl seorang mujahid bersama dua sahabat yang lain terbaring dengan luka-luka sangat parah. Ketika seorang sahabat hendak memberinya minum, ia menolak dan menyuruh air itu diberikan ke teman di sebelahnya. Ketika air itu akan diberikan kesebelahnya, orang tersebut juga menyuruh diberikan lagi ke sebelahnya pula. Ia memilih mengalah pula pada saat-saat yang penting tersebut. Namun orang ketiga yang dimaksud sudah meninggal, ketika kembali lagi si pemberi minum ke sahabat yang tengah, ternyata ia sudah syahid juga.
Dan ketika beranjak ke Ikrimah, ia pun telah syahid.

Sungguh mereka sentiasa menjaga itsar mereka....
bagaimana dgn kita???

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...